Kau bawa nada api pada senja kelam
menatap jingga dengan diam
untuk apa merengut
hanya karena tembang api yang ribut
tatkala angan tertiup
sebuah sajak maaf mengecup
ragam rasa menjadi nyanyian
melebur dalam lingkar lengan
merdu nada hatimu kurasa
ada kalanya kita kesepian!
Sekejap, semburat memecah gundah.
Terbungkus ruang dengan rupa surga dan neraka.
Pada kalbu yang yang dihiasi melati dan kawat duri
namaMU tetap kuhayati dalam nadi
dalam dosa dan pahala yang jadi saksi
Syarif Wadja Bae
Juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar