tiba-tiba kaki bertanya kepada tangan;
kenapa disetiap tempat yang pernah ku antar,
kau selalu meninggalkan bekas yang hambar
dengan enteng tangan menjawab;
itulah kekeliruan kita. terutama kau!
kau mau saja diperintah otak, tanpa mau berdiskusi dengan mata, hidung, telinga, kulit, dan hati
tidakkah kau mengerti
bahwa di tempat-tempat yang kau antar itu sudah banyak yang kehilangan arti
tempat-tempat itu sudah tak seharum kembang
yang ada malah baunya seperti bau kambing
tapi ada satu pertanyaan terakhir untukmu;
apa pernah tangan-tangan dan kaki-kaki yang lain berdiskusi seperti kita sekarang?
April 2008,
Syarif Waja Bae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar