Mata yang Lupa
Melihat kembali setiap kejenuhan yang telah sirna
bersama jutaan lampu yang bersembunyi di dalamnya
sebagai jelmaan kata-kata yang berisi intan
tak berguna identitas yang disandang karena naif dan latah.
seperti embun yang menyerah sebelum fajar tiba.
Sungguh..
mata yang banci…
mata yang rapuh…
mata yang sia-sia.syarif wadja bae
oktober 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar