Minggu, 01 November 2009

Puisi malam yang tak kelam, mungkin...

Malam memang tak sepi.
Seperti taman yg mengajak semua bunga untuk tumbuh bersama ditengah teror kota.
Gelapnya Malam adalah inspirasi menuju terang dengan sejuta senyum sebagai jawaban pelaksanaan kata-kata.

Malam tak pernah salah.
Mungkin kita yg bingung karena ditabrak segala macam kebutuhan
yg sebenarnya secara esensi kita tidak butuh.
dan lalu kita merasa dikepung dalam gaung
hingga merasa terpojok murung disudut relung.

Sesungguhnya malam membuat kita paham tentang kesederhanaan.
Malam mengajarkan kejujuran.
Seperti kejujuran yg terungkap dibibir pantai bersama cahaya buih air laut.
Seperti melintas diatas laut, ditemani puisi bulan yg teduh.
seperti saat tubuh kita menjadi puisi
dan keadaan menjadi narasi yang meleburkan semua emosi,
seakan semua menjadi seksi
dan kita semakin lupa dengan doktrin doktrin yg sesak dengan basa basi.
Mungkin sesederhana saat kita tersenyum mengingat lagu indah yg kita nyanyikan.
Terimakasih malam


Syarif Wadja Bae
31 Oktober 2009. dini hari

Tidak ada komentar: