Jumat, 31 Oktober 2008

Lupa

Mata yang Lupa

Melihat kembali setiap kejenuhan yang telah sirna

bersama jutaan lampu yang bersembunyi di dalamnya

sebagai jelmaan kata-kata yang berisi intan

tak berguna identitas yang disandang karena naif dan latah.

seperti embun yang menyerah sebelum fajar tiba.

Sungguh..

mata yang banci…

mata yang rapuh…

mata yang sia-sia.



syarif wadja bae
oktober 2008

Tidak ada komentar: