Sabtu, 28 Juni 2008

hampa

dua kembang yang bertanya tentang sajak

yang ditulis di daun pada batang

yang sama-sama menjadi tiang mereka.

karena tak ada salam

atau mereka yang tak mendengar salam.

mereka mencari siapa penulis sajak itu:

seakan tanpa permisi dan berkenalan

atau mungkin penulis itu sudah mendapat ijin dari ibu

yang kemudian dipersilahkan oleh akar

dan selanjutnya terus naik keatas

tapi sajak di daun itu indah

seperti air yang disiapkan ibu disetiap jam makan.

dua kembang itu terus bertanya

karena setiap harinya dia terus menulis sajak-sajaknya

pada daun-daun yang menemani hari-hari mereka.

serentak mereka pun bertanya:

kenapa kau tak berani menulis sajakmu pada tubuh kami?

Penulis sajak itu menjawab:

sebenarnya sajak itu sudah ada

dan aku akan menulisnya disaat kalian lupa.

lupa karena sajak-sajakku membosankan kalian.

dan rasa bosan itu ada karena kalian terus bartanya tentang sajak-sajakku.

padahal kalian sudah paham

tentang semua sajak yang aku tulis di daun-daun itu.

kalau kalian bertanya terus,

maka aku semakin tidak ingin menjawabnya

karena jawabannya ada pada diri kalian dan ibu

tapi jangan kalian bertanya pada ibu

karena ibu telah memberimu semuanya


syarif waja bae

kediri, akhir juni 2008

1 komentar:

niken's scream mengatakan...

hampa..
karena sbuah rasa yang tak terisi..

gati yg kosong,,

apa bgitu ??

wajar bukan hampa sesaat ??

yah,,
rasa itu mungkin akan sesaat menjadi kawan utk kaum manusia,,

brsukur atas rasa hampa yg prnah dirasa..
namun kehampaan itu jgnlah di teruskan seperti jalan yg tnpa henti..

..............................

kata2 yang tak ku mengerti ,,
namun ternyata dapat dirasa..

terima kasih ,,