Selasa, 24 Juni 2008

MERAH DAN PUTIH

Merah tak berani lagi

Putih sudah tak suci

Perputaran ini yang telah membuktikannya

Seperti berada didalam rimba

Pertiwi diam membisu

Pertiwi kehabisan air mata

Pertiwi diserang stroke yang berkepanjangan

Pertiwi dipenjara anak-anaknya yang terus bangga dan latah

Termasuk kau dan aku

Hey… bersatunya merah dan putih telah menjadikanmu janin

Kemudian kita terlahir dengan tangan yang terkepal.

Menandakan kuatnya keinginan untuk hidup

Disertai dengan tangisan yang semangatnya membara…merah…merah...

Ayat-ayat suci menyambut dengan tulus…karena kau putih…tanpa noda

Setelah terbuai dengan ampas-ampas itu

Kita berdusta terhadap merah dan putih

Rusak semuanya

Mana kesaktian merah…? Mana auranya putih…? Mana…

Lihat… merahnya darah yang tumpah akibat pertikaian sudah menjadi hal yang biasa

Putihnya norma-norma sudah dicabik-cabik.

Diobral tanpa harga dengan

Mengatasnamakan zaman yang tidak bisa dilawan

Banyak tanah yang menjadi saksi tragedi

Mulai dari Rencong sampai Cendrawasih

Naluri diperkosa, ideologi tinggal nama

Dan perahunya terus diterpa gelombang yang murka

sia-sia kuhormati kau disetiap senin pagi selama 12 tahun

yang diselingi lagu sang maestro biola

jejak najis ini terus memebekas dan berakar

episodenya terus melangkah dengan dendam dan nafsu

kenapa kita tidak mengkaji benang merah yang dibawa Budha, Bagawan biasa, Jesus Dan Muhammad?


Syarif waja bae

Surabaya,Desember 2006

Tidak ada komentar: