Selasa, 24 Juni 2008

Purnama-purnama

Kala purnama-purnama mencatat sejarah

Mengobral warna pesona jiwa

Mengtasnamakan hati entah kenapa

Semoga tidak mengucilkan esensinya

Masuk ketelinga

Terlintas didepan mata

Kadang tersaring, kadang hampa

Larut kedalam lalu kau hembuskan dengan raciikanmu

Aroma itu terbang dan menimbulkan

Persepsi-persepsi

Kemudian kau menyebutnya:

Itu purnama

Itu melati

Itu mawar

Coba pandangi setiap apa yang direfleksikannya

Jangan ceroboh untuk melingkari

Hampir setiap jejak dicatat

Harumnya terpancar dari lembaran yang maya

Awas terjebak fatamorgananya.

Biarkanlah singgasana itu terlahir

Jangan kau baluti dengan paksaan.

Memang itu firdaus

Jangan kau buat dia tercoreng

Kau Cuma menyikapinya

Jangan salahkan panggungnya

Lihatlah tarian yang kau pentaskan

Jangan kau telan sabda yang sudah kau tebar

Cahaya bulan itu tidak terlahir

Kaulah matahari yang membuat auranya terpancar.

bukan dengan logika yang menjadikanmu naif




syarif waja bae
september 2006

Tidak ada komentar: